PERSPEKTIF
ETIKA BISNIS (ISLAM VS BARAT)
Pada dasarnya, istiah etika bisnis terbentuk dari dua
kata yaitu etika dan bisnis. Kata etika berasal dari bahasa yunani kuni “ethikos” yang bermakna timbul dari
kekuasaan. Jadi etika bisa dimaknai sebagai ilmu yang membahas mengenai
perilaku baik dan buruk, benar salah, dan tanggung jawab dari manusia yang
sesuai dengan norma-norma tertentu.
Sedangkan makna bisnis secara etimologi adalah ekadaan
dimana seseorang atau kelompok orang melakukan pekerjaan dengan tujuan
menghasilkan keuntungan. Secara ekonomi bisnis diartikan sebagai suatu
oragnisasi atau kegiatan menjual barang dan jasa pada konsumen untuk
mendapatkan keuntungan. Jadi pengertian bisnis lebih mengarah pada suatu
kegiatan yang tujuannya adalah untuk mendapatkan keuntungan dari penjualan barang
atau jasa kepada konsumen.
PENGERTIAN ETIKA BISNIS MENURUT PARA AHLI
a.
Menurut
Bussiness & Society Ethics and Stakeholders Manajemen
Etika
bisnis adalah kedisiplinan yang berhubungan denagn abaik buruknya suatu tugas
dan kewajiban moral dalam konteks bisnis.
b.
Menurut
Velasquez
Etika
bisnis adalah ilmu yeng khusus mengajarkan tentang moral benar dan salah yang
berkonsentrasi pada standar moral yang diterapkan dalam kebijakan, institusi
dan pelaku bisnis.
c.
Menurut
Hilldan Jones
Etika
bisnis adalah ilmu yang membedakan antara salah dan benar dengan tujuan untuk
memberikan perbekalan pada pimpinan perusahaan saat mempertimbangkan untuk
mengambil keputusan yang berhubungan dengan masalah moral yang kompleks.
ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Masyarakat islam adalah masyarakat yang dinamis sebagai
bagian dari peradaban. Dalam hal ini, etika dengan agama berkaitan erat dengan
manusia. Tentang upaya pengaturan kehidupan dan perilakunya. Jika barat
meletakan “akal” sebagai dasar kebenarannya maka islam meletakan
“Al-Quran” sebagai dasar kebenarannya.
Berbagai Teori Etika Barat Dapat Dilihat Dari Sudut
Pandang Islam, Sebagai Berikut:
a)
Teologi
Utilitarian dalam islam adalah hak individu dan kelompok adalah penting dan
tanggungjawab adalah hak perseorangan.
b)
Distributive
Justice dalam islam adalah islam mengajarkan keadilan. Hal orang miskin berada
pada harta orang kaya. Islam mengakui kerja dan perbedaan kepemilikan kekayaan.
c)
Deontologi
dalam islam adalah niat baik tidak dapat mengubah yang haram menjadi halal.
Walaupun niat dan tujuan aslinya baik akan tetapi apabila caranya tidak baik
maka tetap tidak baik.
d)
Eternal
Law dalam islam adalah Allah mewajibkan manusia untuk mempelajari dan membaca
wahyu serta ciptaannya. Keduanya harus dilakukan dengan seimbang, islam
mewajibkan manusia aktif dalam kegiatan duniawi yang berupa muamalah sebagai
proses pensucian diri.
e)
Relativisme
dalam islam adalah perbuatan manusia yang nilainya harus sesuai dengan tuntutan
Al-Quran dan Hadist.
f)
Teori
Hak dalam islam adalah mengajurkan kebebasan memilih sesuai kepercayaannya dan
menganjurkan keseimbangan. Kebebasan tanpa tanggungjawab tidak dapat diterima.
Berikut ini ada 5 ketentuan umum etika berbisnis dalam
islam :
1.
Kesatuan
(tauhid/Unity)
Dalam hal ini adalah bagaimana terefleksikan dalam konsep
tauhid yang memadukan keseluruhan aspek-aspek kehidupan muslim baik dalam
bidang ekonomi, politik dan sosial menjadi keseluruhan yang homogen serta
mementingkan konspe dan keteraturan yang menyeluruh.
2.
Keseimbangan
(Equilibrium/Adil)
Islam sangat menganjurkan untuk berbuat adil dalam
berbisnis dan melarang berbuat curang atau berlaku dzalim.
3.
Kehendak
Bebas (Free Will)
Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika
bisnis islam, tetapi kebebasan itu tidak merugikan kepentingan kolektif.
4.
Tanggung
Jawab (Responsibility)
Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil
dilakukan oleh manusia karena tidak menuntut adanya pertanggung jawaban dan
akuntabilitas.
5.
Kebenaran
Kebajikan dan kejujuran kebenaran dalam konteks ini
selain mengandung makna kebenaran lawan dari kesalahan, mengandung pula dua
unsur yaitu kebajikan dan kejujuran.
ETIKA DALAM PERSEPEKTIF BARAT
Dalam sistem etika barat ini, ada tiga teori etika yang
akan dibahas antara lain:
a.
Teologi
Teori
yang dikembangkan oleh Jeremy Bentham dan John Stuart Mill ini mendasarkan pada
dua konsep yaitu:
-
Konsep
Utility (manfaat) yang kemudian
disebut utilitarianisme. Artinya pengambilan keputusan etika yang ada pada
konsep ini menggunakan pertimbangan manfaat terbesar bagi banyak pihak sebagai
hasil akhirnya. Dengan kata lain, sesuatu yang dinilai benar adalah sesuatu
yang memaksimalisasi apa yang baik dan meminimalisir apa yang berbahaya bagi
banyak pihak. Maka sesuatu itu dinilai sebagai perbuatan etis ketika sesuatu
itu semakin bermanfaat bagi banyak orang.
-
Teori
keadilan distribusi (Distributive
Justice) dan keadilan yang berdasarkan pada konsep Fairness. Inti dari teori ini adalah perbuatan itu dinilai etis
apabila menjunjung keadilan distribusi barang dan jada berdasarkan pada konsep Fairness. Yakni konsep yang memiliki
niali dasar keadilan.
b.
Deontologi
Teori
yang dikembangkan oleh Immanuel Kant ini mengatakan bahwa keputusan moral harus
berdasarkan aturan-aturan dan prinsip-prinsip universal, bukan “hasil” atau “konsekuensi”
seperti yang ada dalam teori teologi. Perbuatan baik bukan karena hasilnya
tetapi mengikuti suatu prinsip yang baik berdasarkan kemauan yang baik. Dalam teori
ini terdapat dua konsep, yaitu:
-
Teori
Keutamaan (Virtue Ethics)
Dasar
dari teori inibukanlah aturan atau prinsip yang secara universal benar atau
dterima, akan tetapi apa yang paling baik bagi manusia untuk hidup. Dasar dari
teori ini adalah tidak menyoroti perbuatan amanusia saja, akan tetapi seluruh
manusia sebagai pelaku moral. Memandang sikap dan akhlak seseorang yang adil,
jujur, murah hati dan lain sebagainya sebagai keseluruhan.
-
Hukum
Abadi (Eternal Law)
Dasar
dari teori ini adalah bahwa perbuatan etis harus didasarkan pada ajaran kitab
suci dan alam.
c.
Hybrid
Dalam
teori ini terdapat lima teori, meliputi:
1.
Personal
Libertarianism
Dikembangkan
oleh Robert Nozick, dimana perbuatan etika diukur bukan dengan keadlan
distribusi kekayaan, namun dengan keadilan atau kesamaan kesempatan bagi semua
terhadap pilihan yang ada diketahui untuk kemakmuran mereka. Teori ini percaya
bahwa moralitas akan tumbuh subur dari
maksimalisasi kebebasan individu.
2.
Etichal
Egoism
Dalam
teori ini memaksimalisasi kepentingan individu dilakukan sesuai dengan
keinginan individu yang bersangkutan. Kepentinagan ini bukan harus berupa
barabg atau kekayaan, bisa juga berupa ketenaran, keluarga bahagia, pekerjaan
yang baik atau apapun yang dianggap penting oleh pengambil keputusan.
3.
Existensialism
Tokoh
yang mengembangkan teoori ini adalah Jean-Paul Sartre. Menurutnya, standar
perilaku tidak dapat dirasionalkan. Tidak ada perbuatan yang benar-benar salahh
atau benar-benar benar atau sebaliknya. Setiap orang dapat memilih prinsip
etika yang disukai karena manusia adalah apa yang ia inginkan darinya menjadi.
4.
Relativism
Teori
ini berpendapat bahwa etika itu bersifat relatif, jawaban etika itu tergantung
dari situasinya. Dasar pemikiran teori ini adalah bahwa tidak ada kriteria
universal untuk menentukan perbuatan etis. Setiap individu mempunyai kriteria
sendiri-sendiri dan berbada setiap budaya dan negara.
5.
Teori
Hak (Right)
Niali
dasar yang dianut dalam teori ini adalah kebebasan. Perbuatan etis harus
didasarkan pada hak individu terhadap kebebasan memilih. Setiap individu memiliki hak moral yang tidak dapat
ditawar.
PERBEDAAN ETIKA BISNIS ISLAM DAN BARAT
ISLAM
|
BARAT
|
Etika islam bersumber dari prinsip keagamaan (Al-Quran
dan Hadist)
|
Konsep moral bernuansa pemikiran filsafat sangan
kental.
|
Islam mengajarkan kesatuan hubungan, merangkul seluruh
aspek kehidupan (manusia, lingkungan
dan Tuhan)
|
Lebih cenderung bersifat individualistic.
|
Niat baik tidak dapat mengubah yang haram menjadi halal
bila caranya tidak baik.
|
Sesuatu menjadi baik karena berdasarkan kategori
imperative yang mewajibkan kita bgitu saja dan tidak tergantung pada syarat
apapun.
|
Islam mewajibkan manusia aktif dalam kegiatan muamalah
sebagai proses tazkiyah sesuai tuntunan Al-Quran.
|
Lebih mengedepankan keduniawian dengan dukungan
rasionalitas.
|
Perbuatan manusia dan nilainya harus sesuai dengan
tuntunan Al-Quran dan Hadist.
|
Tidak ada kriteria universal untuk menentukan perbuatan
etis, setiap individu menggunakan kriteria sendiri-sendiri dan berbeda setiap
Negara/budaya.
|
Islam menekankan lima aksioma yaitu kesatuan ,
keseimbangan, kebebasan, tanggungjawab dan ihsan.
|
Melahirkan semangat kapitalisme, menonjolkan
individualisme pada kapitalisme dan sosialisme dalam kolektivisme.
|
Kebersamaan pelaku bisnis dalam menikmati hasil bisnis
proporsiona.
|
Pada sistem kapitalis nasib buruh tidak mendapat
perlakuan terutama dalam menikmati hasil kerjanya yang hanya menerima upah
rendah.
|
Islam melarang melakukan eksploitasi sumber daya alam
secara berlebihan, lebih-lebih hanya untuk dirinya sendiri yang nantinya
hanya akan mengakibatkan kerusakan alam semesta.
|
Perusahaan besar melakukan eksploitasi (misalnya
industri pertambangna : emas, minyak bumi) dalam kapasitas besar dan kurang
memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan sekitar, seperti kasus freeport.
|
Dalam islam bisnis yang beretika mengedepankan homo
homini socius (manusia adalah kawan sesamanya).
|
Homo homini lupus (manusia adalah serigala bagi
sesamanya). Pesaing adalah lawan yang harus dikalahkan.
|
CONTOH KASUS :
Keberadaan tambang emas terbesar di dunia yang berada di
Papua sama sekali tidak memberi keuntungan pada masyarakat sekitarnya. Freeport
sebagai pengelola hanya “menyuap” masyarakat dengan dana CSR (corporate social responsibility) atau
dana bantuan dan bina lingkungannya. PT Freeport menikmati hasil kekayaan alam
di bumi Cendrawasil, Papua. Perusahaan tambang tersebut tak henti menambang
emas, perak dan tembaga. Selama hampir setengah abad kehadiran Freeport di
tanah Papua terus menerus memunculkan berbagai masalah. Mulai dari setoran ke
negara yang dinilai masih sangat rendah, hingga berbagai alasan menyiasati
larangan ekspor bahan mentah, dan juga permasalahan yang menyangkut
ketenagakerjaan dan peran perusahaan terhadap kesejahteraan masyarakat Papua.
Sejauh ini hanya sebagain kecil karyawan Freeport yang berasal dari warga
Papua.
Adapapun Contoh Nyata Praktek Etika Bisnis Islam
Seorang penjual
sayuran, dimana penjual tersebut membedakan antara sayuran yang sudah tidak
segara/lama dengan sayuran yang masih baru. Hal ini terlihat jelas bahwa etika
bisnis islam mengajarkan tentang mutu barang yang diperjual belikan. Sayuran yang
sudah layu/lama dengan sayuran yang masih segar tentunya berbeda mutu sehingga
berbeda pula harganya. Maka dari itu penjual tidak boleh mencampurkan sayuran
yang sudah layu dengan sayuran yang masih segar kemudian dijual sesuai dengan harga
syuran segar.
ANALISIS
PT. Freeport Indonesia merupakan perusahaan dengan
pemasukan finansial yang sangat besar, namun selama ini CSR yang dilakukan oleh
Freeport kepada masyarakat Papua masih rendah. Penduduk Papua yang masih hidup
dibawah garis keiskinan dan sangat memerlukan uluran tangan dari pihak-pihak
lain. Dana CSR dapat disimpulkan sangat bermanfaat bagi penduduk Papua bila
ditangani dengan baik dan dapat meningkatkan image perusahaan. Dunia usaha seharusnya memandang CSR sebagai
kebutuhan dalam dunia usaha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar