Minggu, 16 April 2017

PERSPEKTIF ETIKA BISNIS (ISLAM VS BARAT)



PERSPEKTIF ETIKA BISNIS (ISLAM VS BARAT) 

Pada dasarnya, istiah etika bisnis terbentuk dari dua kata yaitu etika dan bisnis. Kata etika berasal dari bahasa yunani kuni “ethikos” yang bermakna timbul dari kekuasaan. Jadi etika bisa dimaknai sebagai ilmu yang membahas mengenai perilaku baik dan buruk, benar salah, dan tanggung jawab dari manusia yang sesuai dengan norma-norma tertentu.
Sedangkan makna bisnis secara etimologi adalah ekadaan dimana seseorang atau kelompok orang melakukan pekerjaan dengan tujuan menghasilkan keuntungan. Secara ekonomi bisnis diartikan sebagai suatu oragnisasi atau kegiatan menjual barang dan jasa pada konsumen untuk mendapatkan keuntungan. Jadi pengertian bisnis lebih mengarah pada suatu kegiatan yang tujuannya adalah untuk mendapatkan keuntungan dari penjualan barang atau jasa kepada konsumen.

PENGERTIAN ETIKA BISNIS MENURUT PARA AHLI
a.       Menurut Bussiness & Society Ethics and Stakeholders Manajemen
Etika bisnis adalah kedisiplinan yang berhubungan denagn abaik buruknya suatu tugas dan kewajiban moral dalam konteks bisnis.
b.      Menurut Velasquez
Etika bisnis adalah ilmu yeng khusus mengajarkan tentang moral benar dan salah yang berkonsentrasi pada standar moral yang diterapkan dalam kebijakan, institusi dan pelaku bisnis.
c.       Menurut Hilldan Jones
Etika bisnis adalah ilmu yang membedakan antara salah dan benar dengan tujuan untuk memberikan perbekalan pada pimpinan perusahaan saat mempertimbangkan untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan masalah moral yang kompleks.

ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Masyarakat islam adalah masyarakat yang dinamis sebagai bagian dari peradaban. Dalam hal ini, etika dengan agama berkaitan erat dengan manusia. Tentang upaya pengaturan kehidupan dan perilakunya. Jika barat meletakan “akal” sebagai dasar kebenarannya maka islam meletakan
“Al-Quran” sebagai dasar kebenarannya.

Berbagai Teori Etika Barat Dapat Dilihat Dari Sudut Pandang Islam, Sebagai Berikut:
a)      Teologi Utilitarian dalam islam adalah hak individu dan kelompok adalah penting dan tanggungjawab adalah hak perseorangan.
b)      Distributive Justice dalam islam adalah islam mengajarkan keadilan. Hal orang miskin berada pada harta orang kaya. Islam mengakui kerja dan perbedaan kepemilikan kekayaan.
c)      Deontologi dalam islam adalah niat baik tidak dapat mengubah yang haram menjadi halal. Walaupun niat dan tujuan aslinya baik akan tetapi apabila caranya tidak baik maka tetap tidak baik.
d)     Eternal Law dalam islam adalah Allah mewajibkan manusia untuk mempelajari dan membaca wahyu serta ciptaannya. Keduanya harus dilakukan dengan seimbang, islam mewajibkan manusia aktif dalam kegiatan duniawi yang berupa muamalah sebagai proses pensucian diri.
e)      Relativisme dalam islam adalah perbuatan manusia yang nilainya harus sesuai dengan tuntutan Al-Quran dan Hadist.
f)       Teori Hak dalam islam adalah mengajurkan kebebasan memilih sesuai kepercayaannya dan menganjurkan keseimbangan. Kebebasan tanpa tanggungjawab tidak dapat diterima.

Berikut ini ada 5 ketentuan umum etika berbisnis dalam islam :
1.      Kesatuan (tauhid/Unity)
Dalam hal ini adalah bagaimana terefleksikan dalam konsep tauhid yang memadukan keseluruhan aspek-aspek kehidupan muslim baik dalam bidang ekonomi, politik dan sosial menjadi keseluruhan yang homogen serta mementingkan konspe dan keteraturan yang menyeluruh.
2.      Keseimbangan (Equilibrium/Adil)
Islam sangat menganjurkan untuk berbuat adil dalam berbisnis dan melarang berbuat curang atau berlaku dzalim.
3.      Kehendak Bebas (Free Will)
Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika bisnis islam, tetapi kebebasan itu tidak merugikan kepentingan kolektif.
4.      Tanggung Jawab (Responsibility)
Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan oleh manusia karena tidak menuntut adanya pertanggung jawaban dan akuntabilitas.
5.      Kebenaran
Kebajikan dan kejujuran kebenaran dalam konteks ini selain mengandung makna kebenaran lawan dari kesalahan, mengandung pula dua unsur yaitu kebajikan dan kejujuran.

ETIKA DALAM PERSEPEKTIF BARAT
Dalam sistem etika barat ini, ada tiga teori etika yang akan dibahas antara lain:
a.       Teologi
Teori yang dikembangkan oleh Jeremy Bentham dan John Stuart Mill ini mendasarkan pada dua konsep yaitu:
-          Konsep Utility (manfaat) yang kemudian disebut utilitarianisme. Artinya pengambilan keputusan etika yang ada pada konsep ini menggunakan pertimbangan manfaat terbesar bagi banyak pihak sebagai hasil akhirnya. Dengan kata lain, sesuatu yang dinilai benar adalah sesuatu yang memaksimalisasi apa yang baik dan meminimalisir apa yang berbahaya bagi banyak pihak. Maka sesuatu itu dinilai sebagai perbuatan etis ketika sesuatu itu semakin bermanfaat bagi banyak orang.
-          Teori keadilan distribusi (Distributive Justice) dan keadilan yang berdasarkan pada konsep Fairness. Inti dari teori ini adalah perbuatan itu dinilai etis apabila menjunjung keadilan distribusi barang dan jada berdasarkan pada konsep Fairness. Yakni konsep yang memiliki niali dasar keadilan.
b.      Deontologi
Teori yang dikembangkan oleh Immanuel Kant  ini mengatakan bahwa keputusan moral harus berdasarkan aturan-aturan dan prinsip-prinsip universal, bukan “hasil” atau “konsekuensi” seperti yang ada dalam teori teologi. Perbuatan baik bukan karena hasilnya tetapi mengikuti suatu prinsip yang baik berdasarkan kemauan yang baik. Dalam teori ini terdapat dua konsep, yaitu:
-          Teori Keutamaan (Virtue Ethics)
Dasar dari teori inibukanlah aturan atau prinsip yang secara universal benar atau dterima, akan tetapi apa yang paling baik bagi manusia untuk hidup. Dasar dari teori ini adalah tidak menyoroti perbuatan amanusia saja, akan tetapi seluruh manusia sebagai pelaku moral. Memandang sikap dan akhlak seseorang yang adil, jujur, murah hati dan lain sebagainya sebagai keseluruhan.
-          Hukum Abadi (Eternal Law)
Dasar dari teori ini adalah bahwa perbuatan etis harus didasarkan pada ajaran kitab suci dan alam.
c.       Hybrid
Dalam teori ini terdapat lima teori, meliputi:
1.      Personal Libertarianism
Dikembangkan oleh Robert Nozick, dimana perbuatan etika diukur bukan dengan keadlan distribusi kekayaan, namun dengan keadilan atau kesamaan kesempatan bagi semua terhadap pilihan yang ada diketahui untuk kemakmuran mereka. Teori ini percaya bahwa  moralitas akan tumbuh subur dari maksimalisasi kebebasan individu.
2.      Etichal Egoism
Dalam teori ini memaksimalisasi kepentingan individu dilakukan sesuai dengan keinginan individu yang bersangkutan. Kepentinagan ini bukan harus berupa barabg atau kekayaan, bisa juga berupa ketenaran, keluarga bahagia, pekerjaan yang baik atau apapun yang dianggap penting oleh pengambil keputusan.
3.      Existensialism
Tokoh yang mengembangkan teoori ini adalah Jean-Paul Sartre. Menurutnya, standar perilaku tidak dapat dirasionalkan. Tidak ada perbuatan yang benar-benar salahh atau benar-benar benar atau sebaliknya. Setiap orang dapat memilih prinsip etika yang disukai karena manusia adalah apa yang ia inginkan darinya menjadi.
4.      Relativism
Teori ini berpendapat bahwa etika itu bersifat relatif, jawaban etika itu tergantung dari situasinya. Dasar pemikiran teori ini adalah bahwa tidak ada kriteria universal untuk menentukan perbuatan etis. Setiap individu mempunyai kriteria sendiri-sendiri dan berbada setiap budaya dan negara.
5.      Teori Hak (Right)
Niali dasar yang dianut dalam teori ini adalah kebebasan. Perbuatan etis harus didasarkan pada hak individu terhadap kebebasan memilih. Setiap  individu memiliki hak moral yang tidak dapat ditawar.


PERBEDAAN ETIKA BISNIS ISLAM DAN BARAT

ISLAM

BARAT
Etika islam bersumber dari prinsip keagamaan (Al-Quran dan Hadist)
Konsep moral bernuansa pemikiran filsafat sangan kental.
Islam mengajarkan kesatuan hubungan, merangkul seluruh aspek kehidupan  (manusia, lingkungan dan Tuhan)
Lebih cenderung bersifat individualistic.
Niat baik tidak dapat mengubah yang haram menjadi halal bila caranya tidak baik.
Sesuatu menjadi baik karena berdasarkan kategori imperative yang mewajibkan kita bgitu saja dan tidak tergantung pada syarat apapun.
Islam mewajibkan manusia aktif dalam kegiatan muamalah sebagai proses tazkiyah sesuai tuntunan Al-Quran.
Lebih mengedepankan keduniawian dengan dukungan rasionalitas.
Perbuatan manusia dan nilainya harus sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan Hadist.
Tidak ada kriteria universal untuk menentukan perbuatan etis, setiap individu menggunakan kriteria sendiri-sendiri dan berbeda setiap Negara/budaya.
Islam menekankan lima aksioma yaitu kesatuan , keseimbangan, kebebasan, tanggungjawab dan ihsan.
Melahirkan semangat kapitalisme, menonjolkan individualisme pada kapitalisme dan sosialisme dalam kolektivisme.
Kebersamaan pelaku bisnis dalam menikmati hasil bisnis proporsiona.
Pada sistem kapitalis nasib buruh tidak mendapat perlakuan terutama dalam menikmati hasil kerjanya yang hanya menerima upah rendah.
Islam melarang melakukan eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan, lebih-lebih hanya untuk dirinya sendiri yang nantinya hanya akan mengakibatkan kerusakan alam semesta.
Perusahaan besar melakukan eksploitasi (misalnya industri pertambangna : emas, minyak bumi) dalam kapasitas besar dan kurang memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan sekitar, seperti kasus freeport.
Dalam islam bisnis yang beretika mengedepankan homo homini socius (manusia adalah kawan sesamanya).
Homo homini lupus (manusia adalah serigala bagi sesamanya). Pesaing adalah lawan yang harus dikalahkan.

CONTOH KASUS :
Keberadaan tambang emas terbesar di dunia yang berada di Papua sama sekali tidak memberi keuntungan pada masyarakat sekitarnya. Freeport sebagai pengelola hanya “menyuap” masyarakat dengan dana CSR (corporate social responsibility) atau dana bantuan dan bina lingkungannya. PT Freeport menikmati hasil kekayaan alam di bumi Cendrawasil, Papua. Perusahaan tambang tersebut tak henti menambang emas, perak dan tembaga. Selama hampir setengah abad kehadiran Freeport di tanah Papua terus menerus memunculkan berbagai masalah. Mulai dari setoran ke negara yang dinilai masih sangat rendah, hingga berbagai alasan menyiasati larangan ekspor bahan mentah, dan juga permasalahan yang menyangkut ketenagakerjaan dan peran perusahaan terhadap kesejahteraan masyarakat Papua. Sejauh ini hanya sebagain kecil karyawan Freeport yang berasal dari warga Papua.

Adapapun Contoh Nyata Praktek Etika Bisnis Islam
Seorang penjual sayuran, dimana penjual tersebut membedakan antara sayuran yang sudah tidak segara/lama dengan sayuran yang masih baru. Hal ini terlihat jelas bahwa etika bisnis islam mengajarkan tentang mutu barang yang diperjual belikan. Sayuran yang sudah layu/lama dengan sayuran yang masih segar tentunya berbeda mutu sehingga berbeda pula harganya. Maka dari itu penjual tidak boleh mencampurkan sayuran yang sudah layu dengan sayuran yang masih segar kemudian dijual sesuai dengan harga syuran segar.

ANALISIS
PT. Freeport Indonesia merupakan perusahaan dengan pemasukan finansial yang sangat besar, namun selama ini CSR yang dilakukan oleh Freeport kepada masyarakat Papua masih rendah. Penduduk Papua yang masih hidup dibawah garis keiskinan dan sangat memerlukan uluran tangan dari pihak-pihak lain. Dana CSR dapat disimpulkan sangat bermanfaat bagi penduduk Papua bila ditangani dengan baik dan dapat meningkatkan image perusahaan. Dunia usaha seharusnya memandang CSR sebagai kebutuhan dalam dunia usaha.